Ride Height Device Dinilai Mengecewakan!
Takaaki Nakagami Kritik Inovasi Honda: Ride Height Device Dinilai Mengecewakan!
Sistem Ride Height Device kini menjadi fitur wajib di MotoGP. Teknologi ini berfungsi untuk meningkatkan traksi dan akselerasi dengan cara menyesuaikan ketinggian suspensi motor. Namun, bagi pembalap LCR Honda, Takaaki Nakagami, teknologi ini belum membawa dampak positif pada motor Honda.
Performa Ride Height Device Kurang Memuaskan di MotoGP San Marino
Pada balapan MotoGP San Marino, Nakagami hanya mampu finis di posisi ke-10, terpaut lebih dari 18 detik dari pemenang lomba, Pecco Bagnaia. Namun, Ride Height Device Honda belum mampu bersaing dengan teknologi milik pabrikan lain.
Takaaki Nakagami mengeluhkan bahwa meski feeling motor tidak terlalu buruk, Honda tetap kehilangan banyak waktu saat keluar tikungan. “Kami kehilangan banyak waktu di keluar tikungan,” kata Nakagami seperti dikutip dari Speedweek.
Dalam duel melawan pembalap KTM, Brad Binder, Nakagami merasa tidak berdaya, terutama di lintasan lurus. Ia menyoroti bagaimana pabrikan lain, seperti Ducati, memanfaatkan perangkat ini dengan jauh lebih baik untuk menambah kecepatan dan stabilitas motor mereka.
Ride Height Device Honda Masih Tertinggal
Ducati memperkenalkan teknologi Ride Height Device pertama kali pada 2019 di sirkuit Buriram. Sistem ini memungkinkan motor untuk diturunkan bagian belakangnya saat akselerasi, meningkatkan anti-wheelie, dan memperbaiki stabilitas pengereman. Sayangnya, Honda belum mengimplementasikan perangkat ini dengan optimal pada motornya.
“Motor Honda tidak bisa menurunkan ketinggian seperti motor pabrikan lain. Nakagami menyatakan bahwa ia mudah disalip di lintasan lurus dan kehilangan waktu hingga dua persepuluh detik saat keluar tikungan.
Ia juga menjelaskan bahwa perangkat dari pabrikan lain membuat motor mereka lebih rendah, mengurangi gejala wheelie, sehingga pembalap bisa memaksimalkan tenaga motor. Sementara itu, pada motor Honda, efek tersebut belum terasa signifikan.
Teknologi yang Membawa Perubahan di MotoGP
Sejak hadir, inovasi ini telah merevolusi cara pembalap mengelola strategi balapan. Dengan fitur ini, motor menjadi lebih aerodinamis dan stabil, khususnya di lintasan lurus dan saat pengereman di tikungan. Ducati, sebagai pionir teknologi ini, telah memanfaatkan perangkat tersebut untuk mendominasi lintasan.
Namun, Nakagami merasa bahwa tidak semua pabrikan mampu mengadaptasi teknologi ini dengan sempurna. Honda, salah satu raksasa MotoGP, kini menghadapi tantangan untuk meningkatkan performa perangkat ini agar bisa bersaing dengan pabrikan lain.
Tantangan Honda untuk Bangkit
Keluhan dari Nakagami menjadi sinyal penting bagi Honda untuk segera mengevaluasi inovasi teknologinya. Jika Honda tidak segera memperbaiki masalah pada Ride Height Device, performa motor mereka berpotensi terus tertinggal. Ducati dan KTM semakin unggul di berbagai aspek, sehingga Honda harus berjuang keras untuk mengejar ketertinggalan.
Kesimpulan:
MotoGP adalah ajang persaingan teknologi dan strategi. Sementara Ride Height Device menjadi keunggulan bagi banyak pabrikan, Honda masih harus bekerja keras untuk menyempurnakan perangkat ini agar bisa kembali bersaing di posisi terdepan. Tantangan besar ini membutuhkan langkah konkret dari Honda. Keputusan mereka ke depan akan sangat menentukan masa depan di MotoGP.
Baca juga biografi Francesco Bagnaia juara dunia MotoGP 2022-2023 dan salam MotoGP!✊